JAKARTA – Secara nasional pada 2023, sektor konstruksi berkontribusi 10,4 persen terhadap perekonomian nasional atau Produk Domestik Bruto (PDB). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor tersebut menyerap 9,3 juta pekerja pada Agustus 2023, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang 8,5 juta pekerja.
Menurut BPS, sektor konstruksi mencakup tiga kelompok: konstruksi gedung, konstruksi bangunan sipil, serta konstruksi khusus. Termasuk dalam kegiatan konstruksi ini, antara lain dari penyiapan lahan, instalasi listrik dan penyelesaian gedung. Hasilnya berupa gedung atau bangunan, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, dan sebagainya.
Pada tahun lalu, sektor ini tumbuh 4,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai ekonomi secara nasional Rp2.072 triliun. Kinerjanya secara nasional tumbuh 4,91 persen, sedikit di bawah PDB yang 5,05 persen.
Hasil survei BPS pada 2022, nilai belanja sektor konstruksi mencapai Rp1.000,4 triliun, yang 82,8 persen di antaranya dikeluarkan untuk beli bahan bangunan yang dipakai. Sedangkan untuk penggunaan bahan bakar hanya 2,9 persen, dan belanja lainnya 14,3 persen.
Geliat sektor konstruksi mengisyaratkan gairah pembangunan di suatu wilayah. Pada 2023, provinsi dengan pembangunan paling semarak di Indonesia, seperti ditunjukkan melalui kinerja sektor konstruksi adalah Kalimantan Timur. Tampaknya banyak pembangunan di wilayah tersebut, mengingat kinerja sektor konstruksi tumbuh 15,8 persen.
Kontribusi sektor tersebut terhadap total perekonomian atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Timur mencapai 10,3 persen. Porsi ini sangat besar, mengingat BPS membagi lapangan usaha untuk mengukur PDRB ada 17 sektor usaha. Dengan demikian, kontribusi sektor konstruksi di Kalimantan Timur berada di atas rata-rata sektor lainnya.
Semarak pembangunan selanjutnya tampak di Nusa Tenggara Barat, dengan pertumbuhan sektor konstruksi 10,9 persen, kemudian disusul Kepulauan Riau yang tumbuh 10,8 persen. Dua provinsi lainnya dalam lima provinsi dengan kinerja sektor konstruksi paling bergairah pada 2023 adalah Riau dan Kepulauan Bangka Belitung.
Dari lima provinsi dengan kinerja sektor konstruksi paling bergairah itu, tiga di antaranya ada di Pulau Sumatera. Pertumbuhannya hampir dua kali lipat dibandingkan rata-rata kinerja sektor konstruksi secara nasional.
5 Provinsi dengan Kinerja Sektor Konstruksi Paling Bergairah 2023
Papua Barat tercatat sebagai provinsi dengan kinerja sektor konstruksi paling lesu. Pada 2023, kinerjanya bahkan menyusut 11,1 persen. Kondisi serupa terjadi di Maluku Utara, yang tumbuh negatif 0,4 persen.
Termasuk dalam kelompok lima provinsi dengan kinerja sektor konstruksi paling rendah secara nasional adalah Sulawesi Tenggara, Bali, dan Sulawesi Tengah. Bahkan pencapaian di wilayah-wilayah tersebut jauh di bawah kinerja nasional.
Indikator tersebut memberikan sinyal bahwa geliat pembangunan di lima provinsi terbawah ini nyaris mandek. Aktivitas pembuatan dan penambahan bangunan maupun jalan baru nilainya hampir sama dengan tahun sebelumnya, atau bahkan lebih rendah.
Ketika kegiatan konstruksi melemah, bisa menjadi peringatan penting bagi angkatan kerja dan perkembangan ekonomi wilayah ke depan. Ketersediaan lapangan kerja berpotensi makin lesu, aliran modal yang masuk pun bisa tersendat.
5 Provinsi dengan Kinerja Sektor Konstruksi Paling Lesu 2023