JAKARTA – Utang pemerintah mengalami kenaikan pesat sejak 2015. Jumlahnya semakin bongsor, terutama dalam bentuk SBN. Kewajiban ini bakal jatuh tempo pada beberapa tahun mendatang. Puncaknya pada 2025, di saat pemerintah harus membayar SBN Rp704 triliun. Inilah jumlah pembayaran utang jatuh tempo yang tertinggi dalam 40 tahun ke depan—setidaknya menurut catatan per 27 Desember 2023.
Pertumbuhan utang tertinggi pasca reformasi terjadi pada 2020, saat pandemi COVID-19 pertama kali diumumkan. Macetnya kegiatan usaha membuat penerimaan negara pun terjun bebas. Utang menjadi pilihan untuk pengendalian pandemi di berbagai sektor sekaligus menggerakkan perekonomian. Pada 2020, utang pemerintah tumbuh sebesar 27,34% dibandingkan tahun sebelumnya.
Periode 2024-2029 merupakan tahun-tahun dengan pembayaran SBN tertinggi. Setiap tahun pembayaran utang melebihi Rp500 triliun. Sementara 2025 akan menjadi tahun pembayaran utang tertinggi yang jatuh tempo. Sebanyak Rp 704 triliun harus dibayarkan pada tahun tersebut.
Jika melihat tahun penerbitan untuk SBN yang jatuh tempo pada 2025, SBN jangka pendek lebih banyak mendominasi profil jatuh tempo. Sebanyak Rp171,9 triliun atau 24,4% SBN yang jatuh tempo pada 2025 diterbitkan pada 2022. Kemudian Rp147,8 triliun atau 21,0% terbit pada 2019.
Dari 38 seri surat berharga negara (SBN) yang jatuh tempo pada 2025, sebanyak 19 seri atau 50,0% di antaranya memiliki imbal hasil 5-10%. Sementara 16 seri atau 42,2% SBN memiliki kupon di bawah 5%. Namun ada pula tiga seri atau 7,9% dari SBN jatuh tempo yang memiliki imbal hasil di atas 10%.
Dari Rp7.175,3 triliun dana yang sudah dikumpulkan melalui penerbitan SBN, sekitar 28,48% SBN diterbitkan untuk jangka waktu pengembalian 6-10 tahun. Dana yang dikumpulkan sekitar Rp2.041 triliun. Sementara SBN dengan tenor 21-30 tahun mengumpulkan dana sekitar Rp1.398 triliun dan menjadi kategori tenor kedua yang menghimpun dana terbesar.
Berdasarkan data profil jatuh tempo SBN per 27 Desember 2023, sebanyak 42,43% SBN diterbitkan untuk kategori tenor di bawah 10 tahun. SBN dengan kategori tenor 3-6 bulan mencatat outstanding sebesar Rp 6,3 triliun. SBN diterbitkan mulai Agustus tahun lalu untuk pengembalian sepanjang 2024. Outstanding terbesar dicatat oleh SBN dengan nomor seri SPNS04062024 yaitu sebesar Rp 2 triliun. Seri ini baru diterbitkan pada 7 Desember 2023.
Report Utang Jatuh Tempo Menanti Presiden Baru