JAKARTA – Masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo periode kedua akan berakhir sebentar lagi. Namun, janji swasembada pangan yang terus disampaikan sejak periode pertama masih belum terealisasi.
Gagalnya target swasembada pangan maupun program Food Estate sebenarnya bisa dilihat dari pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Pada kuartal ketiga tahun ini pertumbuhan sektor pertanian hanya 1,46%.
Pertumbuhan sektor pertanian merupakan yang paling rendah ketiga di antara 17 sektor pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal ketiga tahun ini. Padahal kontribusi sektor pertanian terhadap ekonomi nasional termasuk yang terbesar kedua (14,2%), setelah industri pengolahan (19,6%). Itu sebabnya perlambatan pertumbuhan sektor pertanian menjadi ancaman serius. Bukan hanya bagi ketahanan pangan, tetapi pertumbuhan ekonomi nasional.
Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun lalu hanya sebesar 12,4% kontribusi ini merupakan yang paling kecil dalam 60 tahun terakhir. Faktanya selama 1962-2022, kontribusi sektor pertanian terhadap ekonomi nasional terus merosot.
Padahal sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, negara kepulauan yang juga dikenal sebagai negara agraris. Badan Pusat Statistik pada Agustus lalu mencatat bahwa 39,45 juta penduduk negeri ini bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, Jumlah itu sama dengan 28,21% –porsi terbesar–, dari seluruh tenaga kerja di Indonesia.
Dari 34 provinsi di Indonesia, pertumbuhan sektor pertanian tertinggi pada kuartal ketiga tahun ini dialami oleh Sulawesi Barat, Jambi, Aceh, Gorontalo dan Kalimantan Selatan. Sementara yang terendah ada Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat dan Papua Barat. Lima provinsi ini mencatat pertumbuhan sektor pertanian di bawah nol persen.
Adapun 5 provinsi dengan kontribusi sektor pertanian tertinggi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu Sulawesi Barat, Gorontalo, Jambi, Aceh dan NTT. Sedangkan DKI Jakarta, kepulauan Riau, Banten, Kalimantan Timur dan Jawa Barat menjadi lima provinsi dengan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB paling rendah se-Indonesia.
Download Report – Titik Terendah Sektor Pertanian