JAKARTA – India akan menurunkan pasokan beras ke pasar global. Sementara, dalam daftar 10 negara eksportir utama beras dunia, India ada di urutan teratas. Data Statista menyebutkan, untuk periode 2022/2023 India mengekspor 21,5 juta ton beras atau 42,5% dari total beras yang dikirim 10 negara ke pasar global. Terbayang kondisi buruk yang terjadi jika India menurunkan volume ekspornya. Harga bahan makanan, khususnya beras, bakal melambung.
Sepanjang tahun 2023, Indeks Harga Pangan terus melandai, berlanjut sejak 2022. Menurut data Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agricultural Organization (FAO), pada Juni 2023 indeksnya ada di posisi 122,3. Lebih buruk dibandingkan periode 2013-2020. Namun, kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan rata-rata 2022 yang 143,7 dan 125,7 di tahun 2021.
Dengan indeks yang mulai membaik, ternyata kondisi menghawatirkan di sektor pangan masih belum pupus. Dalam State of Food Security dan Nutrition in The World (SOFI) yang dirilis lima badan PBB -salah satunya FAO- pada 12 Juli 2023, ada 735 juta orang saat ini menghadapi kelaparan, naik 19,7% ketimbang tiga tahun lalu.
Tiga negara teratas dalam indeks ketahanan pangan adalah negara-negara yang memiliki zona sub-arktik di wilayahnya: Finlandia, Irlandia dan Norwegia. Ketiga negara ini, dalam daftar Global Food Security Index (GFSI) yang dikeluarkan oleh Economist Impact, memiliki skor tertinggi di antara 113 negara pada 2022, yaitu 83,7; 81,7 dan 80,5.
Indonesia berada di peringkat 63, meski naik lima peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, posisi Indonesia masih berada di paruh terbawah pemeringkatan. Filipina, Myanmar dan Laos mengalami peningkatan skor dan peringkat selama 2011-2022. Sementara skor dan peringkat Thailand dan Kamboja justru menurun.
Pada 2022 lalu, Indonesia memperoleh indeks ketahanan pangan sebesar 60,2. Pada tahun tersebut, pilar ketersediaan memperoleh skor 50,9. Indonesia dinilai “sangat baik” untuk volatilitas produksi pertanian dan “sangat buruk” untuk akses ke input pertanian dan penelitian dan pengembangan pertanian.
Data Badan Pangan Nasional menyebutkan, ketahanan pangan di 18 provinsi menurun pada tahun 2022. Sebanyak 11 provinsi di antaranya berada di paruh terbawah ketahanan pangan nasional, Di antaranya: Papua Barat, Maluku Utara, Aceh, Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara.
Penurunan skor ketahanan pangan terbesar terjadi pada provinsi Jambi yaitu sebesar 4,68; Sulawesi Utara sebesar 4; Kalimantan Tengah sebesar 3,72 dan Bengkulu sebesar 2,33. Sementara peningkatan skor tertinggi terjadi untuk provinsi Papua sebesar 2,32; Maluku sebesar 1,5; Bali sebesar 1,37; dan Nusa Tenggara Timur sebesar 1,7.