JAKARTA – Di Indonesia, persentase penduduk lansia terus tumbuh dari tahun ke tahun. Jika pada 2013 ada 8,1% terhadap total penduduk, kemudian menggemuk jadi 10,5% di 2022. Ada penurunan tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang 10,8%. Dengan demikian, kelompok masyarakat yang tidak lagi produktif kian banyak
Ironi, Dana Pensiun atau badan hukum yang mengelola program manfaat pensiun terus menyusut sementara jumlah para pensiunan terus menggemuk. Hingga Maret 2023, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlahnya tersisa 199 perusahaan, dari 249 di 2016.
Keikutsertaan dalam program dana pensiun rupanya belum banyak menarik minat masyarakat. Dari total pekerja di Indonesia, yang ikut program dana pensiun hanya segelintir. Pada 2022 misalnya, jumlah peserta ada sekitar 4,1 juta orang. Ini setara dengan 0,03% dari total pekerja yang jumlahnya 135,3 juta. Bahkan dalam 10 tahun terakhir (2013-2022), rata-rata pekerja yang masuk dalam program dana pensiun hanya 0,03%.
Kinerja aset Dana Pensiun, lembaga yang mengelola program dana pensiun masyarakat cenderung tumbuh lambat. Setidaknya, masih jauh tertinggal dibandingkan aset sektor keuangan secara keseluruhan. Dalam enam tahun terakhir (2017-2022), pertumbuhannya secara tahunan yang tertinggi terjadi pada 2017, yaitu sekitar 10,4%. Setelah itu terus melandai, sampai akhirnya hanya 2,4% pada 2022. Hingga Maret 2023, total aset Dana PensiunR mencapai Rp350 triliun.
Sejak 2021, investasi pada instrumen surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) sudah menjadi prioritas bagi Dana Pensiun, menggeser deposito berjangka yang sebelumnya selalu menjadi prioritas. Porsi SBN makin membesar pada Maret 2023. Dari total investasi Rp339 triliun, yang ditempatkan di SBN mencapai 33,9%. Sedangkan jatah deposito berjangka 24,9%.
Kinerja profitabilitas Dana Pensiun, pelan-pelan terus turun. Kemampuan asetnya dalam menghasilkan laba atau lazim disebut dengan return on asset (ROA) makin melemah. Pada 2018, ROA Dana Pensiun masih 7,3%. Kemudian menjadi 5,7% di tahun 2022. Sepanjang periode tersebut telah terjadi penurunan secara konsisten.