JAKARTA – Utang Amerika Serikat terus membengkak. Dalam 80 tahun terakhir, kenaikan terbesar utangnya terjadi pada 1943, yaitu tumbuh 80,0%, dari US$79 miliar pada 1942, menjadi US$143 miliar. Lonjakan utang ini merupakan dampak dari perang dunia kedua yang melibatkan Amerika Serikat. Pada 2020, ketika pandemi memperlambat pertumbuhan ekonomi, nilai utangnya juga meningkat drastis hingga mencapai 18,7%.
Beban utang yang tak mampu dibayar membuat pemerintah Amerika pusing tujuh keliling. Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mencoba jurus pamungkas: mengirimkan surat kepada semua anggota Kongres pada Ahad, 15 Mei 2023 lalu. Sebenarnya ini kali kedua Yellen mengirimkan surat terkait utang negara. Substansi isi suratnya sama: Yellen minta Kongres menaikkan pagu utang
Neraca anggaran Amerika Serikat langganan mengalami defisit. Bahkan dalam 80 tahun terakhir hanya 11 kali negara tersebut mencatatkan surplus. Defisit anggaran pada pada 2020 mencapai US$3,1 triliun. Ini merupakan defisit terdalam dalam 80 tahun terakhir.
Tahun 1944 tercatat sebagai momentum istimewa bagi penerimaan pajak Amerika Serikat. Rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 18,3%. Tertinggi dalam 80 tahun terakhir. Setelah tahun itu, pencapaian rasio penerimaan pajak yang tinggi tersebut tinggal kenangan. Bahkan pada 2022 hanya 12,6%. Posisi ini merupakan yang tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
Amerika Serikat merupakan negara ketiga setelah China dan Jepang yang masuk dalam daftar mitra dagang utama Indonesia atau nilai perdagangan terbesar. Dalam kurun 2017-2022, total nilai perdagangan Indonesia-Amerika mencapai US$146,3 miliar atau 8,3% dari total perdagangan internasional Indonesia yang US$1,8 triliun.
Tekstil menjadi komoditas ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat. Ekspor pakaian dan aksesorinya (rajutan) mencapai US$10,9 miliar selama 2017-2021 Selanjutnya, ada pula ekspor pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) senilai US$10,51 miliar.
Komoditas impor terbesar Indonesia dari Amerika Serikat adalah bahan mineral minyak, yaitu US$6,4 miliar selama 2017-2021. Nilai tersebut setara dengan 16,5% dari total impor dari Amerika.
Amerika Serikat merupakan investor terbesar keenam di Indonesia sepanjang 2018-2022. Dalam lima tahun itu, kontribusi realisasi investasi Amerika Serikat terhadap total penanaman modal asing (PMA) di Indonesia sebesar 5,2% atau senilai US$8,5 miliar. Sektor primer seperti pertambangan berkontribusi dominan, yaitu 74,6% atau US$6,3 miliar dari total realiasasi investasi Amerika di Indonesia.