JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan pengangguran sebagai: (1) penduduk yang aktif mencari pekerjaan, (2) penduduk yang sedang mempersiapkan usaha/pekerjaan baru, (3) penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, (4) kelompok penduduk yang tidak aktif mencari pekerjaan dengan alasan sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Berdasarkan definisi itulah tingkat pengangguran terbuka di Indonesia diukur.
Selama tiga tahun terakhir, tingkat pengangguran baik laki-laki maupun perempuan mengalami penurunan. Akan tetapi, persentase laki-laki yang menjadi pengangguran lebih banyak ketimbang perempuan. Pada Agustus 2022, persentase pria pengangguran mencapai 5,93% sementara perempuan 5,75%.
Dari sisi wilayah, baik persentase pengangguran di kota maupun desa juga mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir, setelah adanya lonjakan pada 2020. Pengangguran di perkotaan jauh lebih tinggi dari pada pengangguran di perdesaan. Pada Agustus 2022, tingkat pengangguran di perkotaan mencapai 7,74%, sedangkan di perdesaan hanya 3,43%.
Mengacu pada usia, pengangguran tertinggi berasal dari kelompok umur 15-25 tahun. Kemudian, diikuti oleh kelompok 25-59 tahun dan kelompok 60 tahun ke atas. Urutan kelompok ini tidak berubah selama tiga tahun terakhir.
Tingkat pengangguran terbuka untuk kelompok umur 15-24 tahun dan kelompok 60 tahun ke atas yang sempat turun pada 2021, justru kembali naik pada 2022 walaupun tipis. Sementara itu pengangguran untuk kelompok usia 25-59 tahun cenderung menurun selama tiga tahun terakhir. Pada 2022, pengangguran dari kelompok ini hanya sebesar 3,36%.
Lulusan SMA Kejuruan Paling Banyak Menganggur
Lulusan SMA kejuruan yang seharusnya dibekali keahlian khusus agar mudah terserap industri, justru menjadi kelompok pengangguran terbesar di Indonesia. Pada Agustus 2022, sebanyak 9,42% lulusan kelompok ini termasuk pengangguran.
Setelah itu lulusan SMA umum dengan tingkat pengangguran terbuka 8,57% pada 2022. Kemudian lulusan SMP dengan tingkat pengangguran terbuka 5,95%. Alumni universitas menjadi kelompok pengangguran terbesar keempat. Tahun lalu, sebanyak 4,8% lulusan perguruan tinggi tercatat sebagai pengangguran.
Sementara lulusan diploma, baik I, II atau III mencatat tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,59% pada 2022. Lulusan SD menunjukkan tingkat pengangguran terbuka terkecil, yakni 3,59%.
Jika mengukur dari perkembangan tiga tahun terakhir, terjadi penurunan jumlah tingkat pengangguran terbesar di berbagai tingkat pendidikan. Adapun SMA Kejuruan meski mencatat porsi pengangguran terbesar, juga mencatat penurunan.
Karakteristik Pekerja: Menumpuk di Sektor Pertanian
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, 38,7 juta orang bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada 2022. Sektor pertanian selama tiga tahun terakhir menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Penyerap tenaga kerja terbesar kedua adalah sektor perdagangan, yaitu mencapai 26,19 juta tenaga kerja. Kemudian, industri pengolahan ada di peringkat ketiga sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu 19,17 juta orang. Jika digabung, sektor pertanian, perdagangan dan industri pengolahan berkontribusi menyerap 62,2% atau hampir dua pertiga dari total angkatan kerja.
Serapan tenaga kerja di 11 sektor—termasuk perdagangan dan industri pengolahan— memiliki tren meningkat pada 2021-2022. Akan tetapi ada pula beberapa sektor yang memiliki pola berbeda.
Sektor pertanian misalnya. Pada 2021, bersama sektor pengadaan listrik dan gas, sektor transportasi dan sektor real estat justru menyerap tenaga kerja lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Namun pada 2022, keempat sektor tersebut menyerap tenaga kerja lebih besar ketimbang serapan 2020.
Sebaliknya, sektor pengadan air, pengelolaam sampah, limbah dan daur ulang justru menyerap tenaga kerja lebih besar pada 2021. Setahun setelah itu, daya serapnya menurun.