JAKARTA – Selama 10 tahun terakhir, neraca perdagangan kosmetik mengalami defisit. Pada 2022, nilai ekspor industri kosmetik Indonesia mencapai US$150,7 juta dengan volume ekspor mencapai 32,4 ribu ton. Sementara nilai impornya mencapai US$329,5 juta dengan volume sekitar 25,0 ribu ton.
China menjadi pemasok terbesar pasar kosmetik impor Indonesia, setidaknya dalam lima tahun terakhir. Selama 2018-2021, nilai impor kosmetik dari China sebanyak US$349,9 juta. Pemasok terbesar berikutnya adalah Korea Selatan, yaitu senilai US$212,2 juta. Perancis di peringkat ketiga dengan nilai pasokan US$164,6 juta.
Kinerja keuangan lima perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia cenderung bervariasi:
- PT Unilever Indonesia memproduksi merek- merek antara lain Citra, Pond’s, Vaseline hingga sampo Dove. Pada akhir 2022, asetnya mencapai Rp18,3 triliun. Laporan Keuangan tahun 2021 menunjukkan perusahaan ini memperoleh pendapatan Rp39,5 triliun, dengan laba Rp5,7 triliun.
- PT Kino Indonesia memproduksi produk kosmetik seperti perawatan rambut Elips, parfum eskulin, hingga pembersih muka Ovalle. Pada akhir 2022, asetnya mencapai Rp4,6 triliun. Laporan Keuangan tahun 2021 menunjukkan perusahaan ini memperoleh pendapatan Rp4,0 triliun, dengan laba Rp101 miliar.
- PT Mandom Indonesia memproduksi gel rambut Gatsby, kosmetik wanita Pixy dan kolonye Pucelle. Pada akhir 2022 asetnya mencapai Rp2,3 triliun. Laporan Keuangan tahun 2021 menunjukkan perusahaan ini memperoleh pendapatan Rp1,8 triliun, namun rugi Rp77 miliar.
- PT Akasha Wira International memproduksi perawatan rambut premium Makarizo. Pada akhir 2022, asetnya mencapai Rp1,6 triliun. Laporan Keuangan tahun 2021 menunjukkan perusahaan ini memperoleh pendapatan Rp 935 miliar, dengan dan laba Rp266 miliar.
- PT Victoria Care Indonesia memproduksi pewarna rambut Miranda, wewangian Victoria hingga perawatan wajah Nuface. Aset perseroan pada 2022 mencapai Rp1,1 triliun. Laporan Keuangan tahun 2021 menunjukkan perusahaan ini memperoleh pendapatan Rp1,1 triliun dan laba Rp177 miliar.
Indonesia memiliki peluang tumbuh yang sangat besar pada produksi kosmetik halal. Pada 2020, kosmetik halal merupakan satu- satunya produk konsumsi halal yang masih tumbuh yaitu sebesar 0,71%. Indonesia merupakan negara konsumen kosmetik halal terbesar kedua dunia.