JAKARTA – Pandemi COVID-19 mempercepat pertumbuhan bisnis jasa kurir antarbarang, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semula luring menjadi daring. Pada tahun pertama pandemi (2020), sektor pergudangan jasa penunjang angkutan pos dan kurir tekontraksi. Namun pada tahun berikutnya, sektor ini tumbuh 5,03%. Kemudian pada 2022, melonjak 40,53%-tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Di Indonesia sendiri, pertumbuhan perusahaan jasa kurir antarbarang tumbuh subur. Namun, dari 21 perusahaan yang bergerak dalam jasa kurir antarbarang, hanya tiga perusahaan yang kinerja keuangannya terbuka untuk publik. Banyak perusahaan yang menjadi pemain besar bisnis jasa kurir dengan agen di penjuru Indonesia merupakan perusahaan tertutup yang tidak berkewajiban mempublikasikan laporan keuangannya. Oleh sebab itu, Datanesia hanya menganalisis kinerja keuangan tiga perusahaan jasa kurir yang mengumumkan kinerja keuangannya pada publik.
Berdasarkan hasil analisis Datanesia merujuk kinerja keuangan pada 2021:
- PT Pos Indonesia (Persero), BUMN yang berdiri sejak tahun 1746, ini memiliki aset sebesr Rp9,6 triliun, mengantongi pendapatan sebesar Rp4,4 triliun dan laba tahun berjalan sebesar Rp590 miliar pada 2021.
- Anteraja, layanan jasa kurir antarbarang yang berdiri pada 2019 dari induk usaha PT Adi Sarana Bersama ini memiliki aset sebesar Rp6,0 triliun dan mengantongi pendapatan sebesar Rp5,1 triliun serta laba tahun berjalan Rp160 miliar pada 2021.
- SAP Express, layanan jasa kurir dari PT Satria Antaran Prima yang berdiri pada 2014 memiliki aset sebesar Rp251 miliar dan pendapatan Rp589 miliar serta laba tahun berjalan sebesar Rp 45 miliar pada 2021.
Investasi di sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi mencapai puncaknya pada 2020 atau pada tahun pertama pandemi. Saat itu, realisasi investasi di sektor ini mencapai Rp93 triliun—tertinggi dalam 33 tahun. Pada 2021, investasi mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar Rp61,2 triliun, namun tahun lalu, investasi kembali tumbuh menjadi Rp 75 triliun.
Sementara itu, penanaman modal asing yang sempat turun menjadi US$ 3,5 miliar pada 2020 dan US$3,1 miliar 2021, kembali meningkat menjadi US$ 4,1 miliar pada 2022. Bisnis jasa kurir diperkirakan akan terus tumbuh dan menguat.