JAKARTA – Summarecon Agung termasuk dalam perusahaan properti yang asetnya terus tumbuh dalam dua tahun terakhir. Pada kuartal III-2022, aset Summarecon mencapai Rp27,5 triliun. Walaupun ekuitasnya juga terus merangkak naik, namun mayoritas aset perusahaan masih ditopang oleh liabilitas.
Akan tetapi liabilitas emiten properti ini cenderung tetap. Meski ada kenaikan dan penurunan selama dua tahun terakhir, liabilitasnya pada kuartal ketiga 2022 sebesar Rp 16,1 tiliun, lebih besar dari ekuitasnya pada periode yang sama. Sehingga rasio price to book value terbilang tinggi.
Sedangkan nilai saham perusahaan cenderung sudah mahal. Seperti diperlihatkan oleh rasio harga saham terhadap nilai bukunya (price to book value) yang pada kuartal III-2022 sudah mencapai 1,11. Pada intinya, harga saham yang beredar saat ini sudah di atas nilai buku perusahaan.
Untuk kinerja usaha, kemampuan Summarecon Agung dalam mengakumulasi laba cenderung dinamis. Dalam tujuh kuartal terakhir, puncak laba bersih tahun berjalan perusahaan terjadi pada kuartal IV-2022, yaitu Rp315 miliar. Setelah itu terus turun, menjadi Rp115 miliar pada kuartal III-2022. Namun, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, lebih tinggi 47,4%.
Sementara kemampuan modal perusahaan menghasilkan laba (return on equity), terus positif dalam tujuh kuartal terakhir.
Wilayah usaha: Jabodetabek, Bandung, Karawang dan Makassar.
Perusahaan yang berdiri pada 1975 ini memfokuskan usahanya pada pengembangan perumahan berkonsep kota mandiri yang dilengkapi dengan fasilitas hotel, apartemen, hingga pusat belanja. Setelah memulai proyek di Kelapa Gading, Jakarta, Summarecon melebarkan sayapnya ke Serpong, Bekasi, Bogor, Bandung, Karawang hingga Makassar.