5 Perusahaan Ritel Supermarket Terbesar di Indonesia

JAKARTA – Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Februari 2023 secara tahunan atau dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 5,47% (year on year/yoy). Perkembangan itu sejalan dengan kinerja penjualan eceran yang dipotret oleh Bank Indonesia. Pada periode yang sama, Indeks Penjualan Riil -indikator kinerja penjualan ritel- naik 2,6% (yoy), setelah bulan sebelumnya mengalami kontraksi alias menyusut.

Pada 2023, dari delapan komponen atau kategori dalam Indeks Penjualan Riil yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), paling mencolok terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, dengan indeks 278,3 di Februari. Kendati sedikit turun dibandingkan bulan sebelumnya, namun dibandingkan dengan Februari dalam lima tahun terakhir, tahun ini merupakan yang tertinggi.

Pada tahun ini, tampaknya masyarakat masih banyak yang menahan diri untuk rekreasi atau belanja pakaian. Selera menghias atau melengkapi kebutuhan rumah tangga juga tertunda. Kondisi ini, setidaknya tampak dari hasil survei penjualan ritel Bank Indonesia.

Hasil penelusuran Datanesia menunjukkan bahwa PT Sumber Alfaria Trijaya lewat gerai Alfamart merupakan ritel supermarket dan minimarket yang memiliki aset terbesar per kuartal III-2022. Pada periode itu, nilai asetnya mencapai Rp29,9 triliun. Bahkan kalau digabung dengan entitas anaknya yang tercatat sebagai terbesar ketiga, yaitu PT Midi Utama Indonesia, total asetnya menjadi sekitar Rp36,7 triliun. Di perusahaan ini, Sumber Alfaria memiliki 89,43% saham.

Di posisi kedua ada Indomaret yang berada di bawah bendera PT Indomarco Prismatama, entitas asosiasi dari PT Indoritel Makmur Internasional yang memiliki 40,00% saham. Selama 2017-2021, nilai aset dan laba perusahaan terus tumbuh positif. Pada 2021, asetnya Rp40,5 triliun, dari Rp23,7 triliun pada 2017.

Sedangkan di posisi keempat dan kelima, diisi Hero Group dan PT Matahari Putra Prima, yang antara lain mengelola gerai Hypermart.

Untuk kinerja keuangan, tiga gerai: Alfamart, Indomaret, dan Alfamidi mencatat laba. Sementara Hero dan Hypermart, secara konsolidasi menderita kerugian dalam lima tahun terakhir.

Download White Paper

Bulan Pajak Telah Tiba

Artikel sebelumnya

Provinsi Teririt Vs Terboros Keluarkan Belanja Pegawai

Artikel selanjutnya

Baca Juga