Sektor basis merupakan bidang usaha tumpuan serta berpotensi mendorong kinerja ekonomi suatu wilayah. Tak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik, hasil dari sektor tersebut masih bisa dikirim keluar wilayah alias ekspor.
Untuk menentukan sektor basis ini, Datanesia menggunakan metodologi Location Quotien (LQ). Analisis dilakukan dengan membandingkan kontribusi sektoral Batam selama 10 tahun terakhir secara rata-rata terhadap provinsi acuannya, dalam hal ini Provinsi Kepulauan Riau.
Sektor-sektor yang memiliki skor rata-rata lebih besar atau sama dengan satu (≥1) adalah sektor- sektor yang memiliki keunggulan komparatif dibandingkan wilayah lain di Provinsi Kepulauan Riau. Dari analisis tersebut, tampak bahwa sektor industri pengolahan dan konstruksi (keduanya memberikan sumbangan PDRB 74,9%) masuk dalam kategori sektor basis. Skor masing-masing sebesar 1,44 dan 1,09. Dengan demikian, keduanya berpotensi mengungkit pertumbuhan ekonomi Batam.
Kendati demikian, sektor paling potensial dengan skor tertinggi justru pengadaan kebutuhan primer, yaitu sektor pengadaan listrik dan gas dengan skor 1,55. Kemudian pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (1,44). Transporasi dan pergudangan serta informasi dan komunikasi, dua sektor yang menjadi andalan KEK Batam Aero Technic dan KEK Nongsa juga termasuk sektor basis. Selain itu ada juga sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum yang masuk dalam kategori sektor yang menopang wilayah.
7 Sektor Paling Kompetitif di Batam
Selain memperhitungkan sektor basis, perlu juga memperhitungkan sektor-sektor yang kompetitif untuk melihat potensi kontribusi sektoral terhadap PDRB Batam. Untuk menentukan sektor yang kompetitif ini, Datanesia menggunakan analisis shift share.
Analisis ini membandingkan pertumbuhan ekonomi Batam secara sektoral dibandingkan kinerja sektor yang sama di wilayah lain dalam Provinsi Kepulauan Riau. Sektor yang termasuk kompetitif berpotensi memberikan kontribusi besar bagi kota karena pertumbuhannya yang menggiurkan, setidaknya dalam 10 tahun terakhir.
Sektor kompetitif merupakan sektor yang pertumbuhannya lebih tinggi dari sektor yang sama dari rata-rata kabupaten/kota dalam provinsi Kepulauan Riau. Sementara sektor yang tidak kompetitif merupakan sektor yang pertumbuhannya lebih rendah dari sektor yang sama dari rata-rata kabupaten/kota dalam provinsi acuan.
Analisis ini telah mempertimbangkan bauran industri (industry mix). Selain itu, ada pergeseran diferensial (differential shift) untuk mengukur daya saing sektoral atau keunggulan kompetitif suatu sektor. Jika nilainya positif, berarti sektor tersebut kompetitif, begitu pun sebaliknya.
Dari analisis tersebut, sektor industri pengolahan dan konstruksi (keduanya kontributor PDRB terbesar) termasuk dalam sektor kompetitif. Keduanya juga merupakan sektor basis, sehingga industri pengolahan dan konstruksi merupakan sektor yang bisa diandalkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Batam.
Sektor informasi dan komunikasi, pengadaan air dan pengolahan sampah, serta jasa keuangan dan asuransi termasuk sektor basis, sekaligus kompetitif. Dalam analisis juga ditemukan, sektor pertanian, kehutanan dan perikana serta administrasi pemerintahan termasuk sektor kompetitif, tetapi tidak termasuk sektor basis. Ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ini masih bisa dikembangkan karena termasuk sektor yang kompetitif.
Sektor pengadaan listrik dan gas, transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi makan dan minum juga perlu disorot. Semuanya masuk dalam sektor basis, tetapi bukan sektor yang kompetitif. Ini berarti bahwa kedua ketiga ini harus didorong pertumbuhannya agar menjadi sektor yang kompetitif. Jika tidak, maka kedua sektor ini akan memberikan tekanan pada perkonomian.
Sementara sektor seperti pertambangan, perdagangan dan reparasi, real estate, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa lainnya masuk dalam sektor tidak kompetitif dan bukan basis. Sektor-sektor ini bukan prioritas yang perlu dikembangkan.