JAKARTA – Pandemi Covid-19 memberikan catatan baru bagi perekonomian Gorontalo. Sebelum 2020, ekonomi provinsi tersebut selalu tumbuh di atas perekonomian nasional. Di saat krisis, misalnya pada kuartal IV-2020, kontraksinya lebih dalam dibandingkan perekonomian nasional. Bahkan ketika pulih pun, pergerakannya lebih lambat.
Sepanjang 2021, ekonomi Gorontalo hanya mampu tumbuh 2,4% (yoy). Ekonomi nasional jauh lebih cepat, yaitu tumbuh 3,7% (yoy).
Secara sektoral, tidak ada yang berubah. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi penopang utama perekonomian Gorontalo. Bahkan porsinya meningkat, dari 37,0% di 2015 menjadi 38,9% pada 2021.
Sayangnya, kinerja sektor penopang utama itu belum pulih sepenuhnya dan hanya mampu tumbuh 1,8% (yoy) pada 2021. Demikian halnya dengan sektor perdagangan dan konstruksi yang memiliki porsi terbesar kedua dan ketiga yang masing-masing porsinya 12,3% dan 10,5%. Kinerja dua sektor itu hanya tumbuh 3,4% (yoy) dan 1,2% (yoy). Terlalu berat untuk mengangkat ekonomi Gorontalo.
Di sisi lain, sektor ekonomi Gorontalo yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah jasa keuangan dan asuransi, tumbuh 9% (yoy) pada tahun 2021, disusul oleh industri pengolahan yang tumbuh 5,4% (yoy). Namun porsi keduanya dalam perekonomian Gorontalo tidak terlalu besar, masing-masing hanya 4,9% dan 4,4%.
Tak Kuasa Membendung Barang Kiriman
Dari sisi pengeluaran, penopang utama perekonomian Gorontalo adalah konsumsi rumah tangga. Pada 2021, kontribusinya mencapai 61,8% dari total produk domestik regional bruto (PDRB). Kinerja konsumsi rumah tangga juga sangat mempengaruhi pergerakan pertumbuhan ekonomi Gorontalo. Pergerakan kinerja keduanya beriringan.
Perekonomian Gorontalo menghadapi situasi dilema. Mengingat konsumsi rumah tangga begitu dominan dalam perekonomian wilayah tersebut, mestinya sokongan industri pengolahan menjadi sangat penting. Walaupun pada 2021 sektor ini tumbuh tinggi, yaitu 5,4%, namun serbuan barang dari luar tak terbendung untuk memenuhi kebutuhan warga.
Akibatnya, proporsi impor barang dan jasa terhadap PDRB Gorontalo yang menempat posisi kedua terbesar, yaitu 38,1%. Kemudian disusul oleh pembentukan modal tetap bruto dengan porsi 28,2%.
Namun demikian, terlepas dari kontribusinya yang sangat besar, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2021 masih cenderung lambat, hanya mampu tumbuh 2,4% (yoy). Sementara pembentukan modal tetap bruto yang hanya mampu tumbuh 2,8% (yoy).
Perlu dicatat, pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto terus mengalami penurunan sejak 2015. Sebaliknya, kinerja impor tumbuh cukup signifikan sebesar 7,7% (yoy). Demikian pula dengan ekspor yang tumbuh hingga 11,0% (yoy) pada tahun 2021, tumbuh tertinggi dan ditengarai merupakan faktor utama yang memacu pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun 2021.