Hai Perempuan Lajang, Don’t Worry Be Happy

JAKARTA — Meski populasi perempuan dewasa lebih banyak dari lelaki, bukan berarti peluangnya untuk menemukan jodoh semakin kecil. Data Sensus Penduduk yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 justru menunjukkan sebaliknya. Peluang perempuan lajang lebih besar lantaran “target-market” yang tersedia cukup melimpah.

Jumlah lelaki dewasa memang terbatas, tapi sebagian besar di antaranya masih jomlo alias belum menikah. Data BPS menunjukkan, dari 93,13 juta lelaki dewasa Indonesia pada 2020, 22,3% di antaranya belum menikah. Sementara itu, pada perempuan dewasa, dari 93,69 juta populasi, hanya 12,26% yang masih melajang.

Jika dirinci dalam jumlah, saat ini terdapat 20,8 juta lelaki dewasa jomlo, sedangkan jumlah perempuan dewasa lajang hanya 11,49 juta. Artinya, “tersedia” 1,8 lelaki dewasa bujangan untuk setiap perempuan dewasa lajang.

Datanesia menggunakan batasan usia 19 tahun ke atas sebagai ukuran dewasa, sesuai batas usia yang dibolehkan menikah oleh UU Perkawinan. Kami juga membatasi istilah lajang atau jomlo sebagai mereka yang belum pernah menikah, tanpa memperhitungkan populasi single yang sudah pernah menikah (duda/janda).

Jika dikulik lebih rinci, tingkat pendidikan perempuan dewasa lajang rata-rata lebih baik ketimbang kaum lelaki. Jika Anda bertemu sepuluh perempuan dewasa lanjang Indonesia, dua di antaranya adalah lulusan perguruan tinggi (sarjana). Sisanya, lima orang lulusan SMA, dan tiga orang lagi lulusan SMP ke bawah.

Sementara itu, pada lelaki dewasa jomlo, rasionya: lima orang lulusan SMA, empat lulusan SMP ke bawah, dan hanya satu yang sarjana.

Sebaran tingkat pendidikan populasi jomlo Indonesia memberi isyarat bahwa lelaki berpendidikan cenderung punya peluang lebih besar untuk menemukan jodoh, ketimbang mereka yang kurang terdidik. Sedangkan pada perempuan, justru sebaliknya.

Boleh jadi, ini berkaitan dengan kecenderungan perempuan terdidik untuk mengutamakan karier ketimbang kehidupan rumah tangga. Mungkin juga, ini petunjuk adanya kemandirian finansial yang mendorong perempuan terdidik untuk tidak terlalu mengejar kehidupan perkawinan. Namun untuk membuat kesimpulan yang lebih akurat, dibutuhkan data-data pendukung yang lebih komplet.

Bagi para perempuan dewasa lajang, jika Anda berniat mencari jodoh, jangan cemas. Ada banyak calon jodoh bertebaran di luar sana. Selain lelaki bujang domestik, Anda bisa menemukan jodoh lintas-negara, bahkan lintas-benua. Dengan bantuan teknologi digital, banyak kemungkinan yang kini terbuka.

So, don’t worry.

 

 

China Ungguli Amerika di Pasar Kesehatan Indonesia

Artikel sebelumnya

Pekerjaan Rumah Besar: Ketahanan Kesehatan

Artikel selanjutnya

Baca Juga