Bali Dulu dan Nasibnya Kini

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Provinsi Bali pada 2021 masih menyusut 2,5%, seperti tahun sebelumnya yang juga mengalami kontraksi. Kinerjanya berada di urutan buncit alias nomor terakhir dari 34 provinsi di Indonesia.

Pandemi Covid-19 yang masih terasa hingga kini memberikan pukulan telak pada Bali. Sebelum krisis, perekonomian Bali selalu tumbuh di atas perekonomian nasional. Pembatasan aktivitas masyarakat yang diberlakukan banyak negara membuat rencana rekreasi maupun kegiatan lain ke Bali tersendat, bahkan sempat terhenti.

Kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat untuk menahan lajunya sebaran Covid-19 membekukan sektor pariwisata yang menjadi andalan ekonomi Bali. Pada masa normal seperti dicatat Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu 2019, wisatawan mancanegara yang berkunjung mencapai 6,3 juta orang, kemudian tersisa 1,1 juta pada 2020 dan hanya 51 wisatawan di tahun lalu.

Begitu pun dengan wisatawan domestik. Pada 2019, ada 10,5 juta orang yang berkunjung ke Bali, selanjutnya tersisa 4,6 juta pada 2020 dan 4,3 juta di 2021.

Karena itu, Bali harus diselamatkan. Bukan hanya demi menyelamatkan 4,3 juta jiwa penduduk, provinsi yang dikenal juga sebagai Pulau Dewata itu merupakan destinasi wisata populer di dunia, sehingga mampu memperkenalkan Indonesia pada masyarakat di banyak benua.

Padahal Bali masih termasuk sebagai persinggahan paling populer bagi masyarakat mancanegara. Bahkan Tripadvisor, platform perjalanan terkemuka, menempatkan Bali di urutan keempat dalam daftar “Travellers Choice Award 2022” untuk kategori “Popular Destinations”. Posisinya berada di bawah Dubai (Uni Emitar Arab), London (Inggris) dan Cancun (Meksiko).

Paris di Prancis maupun Istanbul di Turki masih kalah populer dibandingkan Bali. Begitu pun dengan Roma di Italia atau Barcelona di Spanyol.

Apa boleh buat, krisis akibat pandemi Covid-19 telah menenggelamkan perekonomian Bali yang banyak bergantung pada pariwisata. Kinerja ekonominya bahkan masih kalah dibandingkan Papua Barat yang juga menyusut 0,5% di saat pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 3,7%. Ada 12 provinsi di Indonesia yang pertumbuhan ekonominya berada di atas rata-rata nasional.

Provinsi Maluku Utara menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi, yaitu 16,4%, kemudian diikuti oleh Papua dan Sulawesi Tengah.

Download Edisi White Paper

10 Provinsi Ditopang Investasi

Artikel sebelumnya

Bali Memburuk di Berbagai Sektor

Artikel selanjutnya

Baca Juga