Ringkasan Eksekutif
Keuangan dan infrastruktur akan menjadi agenda yang dibahas dalam perhelatan B20, forum dialog resmi G20 yang diikuti komunitas bisnis global. Infrastruktur merupakan faktor penting yang mendorong pembangunan ekonomi.
Datanesia menganalisis relasi aktivitas pembangunan infrastruktur: konstruksi serta informasi dan komunikasi dengan keuangan, dalam hal ini pendanaan. Di antaranya, memotret kondisinya hingga saat ini serta beragam potensi pembiayaan dalam pengembangannya.
Pertumbuhan sektor konstruksi sempat melambung saat era normal baru dimulai pada kuartal II-2021, meski belum pulih seperti sebelum pandemi. Kemudian kembali melambat karena ketidakpastian akhir pandemi. Pada kuartal II-2022, kontribusinya terhadap perekonomian nasional hanya 9,1%. Namun, pergerakan kinerjanya selalu beriringan dengan perekonomian nasional. Kondisi ini mengisyaratkan keduanya saling mempengaruhi.
Sektor konstruksi maupun informasi dan komunikasi termasuk primadona dalam penyaluran kredit perbankan. Walaupun pertumbuhan pencairannya masih tertinggal jauh ketimbang pertambangan dan penggalian, namun nilai kredit konstruksi lebih besar.
Kredit di sektor konstruksi termasuk berisiko tinggi. Kredit bermasalah (NPL: Non Performing Loan) di sektor tersebut selalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata keseluruhan kredit. Menurut panduan Bank Indonesia terkait “Indikator Sektor Perbankan”, NPL mencakup tiga kategori kolektibilitas kredit: kurang lancar (kolektibilitas 3), diragukan (kolektibilitas 4), dan macet (kolektibilitas 5).
Pemerintah melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) memang gencar mendorong percepatan pembangunan proyek strategis nasional. Proyekproyek tersebut ditetapkan melalui Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Bidang Perekonomian. Pada Permenko Perekonomian Nomor 7 tahun 2021, terdapat 208 proyek strategis nasional dan 10 program strategis nasional. Proyek strategis tersebut mencakup 12 sektor.