JAKARTA – Menilik perkembangan perdagangan antara Indonesia, AS dan ASEAN selama periode 2016- 2020, peran Indonesia dalam rantai perdagangan masih sangat kecil. Namun demikian, kerja sama perdagangan Indonesia dengan AS memiliki peran penting bagi perekonomian dalam negeri.
AS merupakan pangsa pasar ekspor Indonesia yang cukup menjanjikan. Sekitar 10,8% ekspor Indonesia selama 2016-2020 dikirimkan ke negara tersebut.
Persoalannya, bersediakah AS membuka pasarnya lebih lebar untuk Indonesia atau ASEAN? Jika jawabannya iya, tentu IPEF menjadi penting. Kinerja perekonomian Indonesia berpotensi membaik melalui dukungan ekspor ke AS.
Jika diintip lebih rinci, komoditas pakaian dan aksesorinya menyumbang 22,8% terhadap total ekspor Indonesia ke AS selama periode 2016-2020. Pada periode itu, total ekspor Indonesia mencapai US$20,3 miliar. Selanjutnya disusul oleh komoditas karet (HS40) dan alas kaki (HS64) masing-masing berkontribusi sebesar 9,2% dan 7,7%.
Dari sisi impor, Indonesia banyak mendatangkan komoditas reaktor nuklir (HS84) yang mencapai US$5,7 miliar atau 13,2% dari total impor Indonesia dari AS sepanjang 2016-2020. Selanjutnya, komoditas biji dan buah mengandung minyak, di antaranya gandum. Total impornya mencapai US$5,1 miliar atau 11,7%. Indonesia juga mengimpor sekitar 9,0% bahan bakar mineral (HS27) dari AS selama periode yang sama.