JAKARTA – Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO: Food and Agriculture Organization) mencatat Indonesia sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Pada 2020 misalnya, Indonesia memproduksi 256,5 juta ton buah kelapa sawit (oil palm fruit) dan membanjiri 61,2% total produksi dunia yang 419,1 juta ton.
Indonesia juga menduduki posisi pertama untuk produksi minyak kelapa sawit (palm oil), inti sawit (palm kernels), serta minyak inti sawit (kernel palm oil). Karena itu sungguh mengherankan ketika pasar-pasar di dalam negeri mengalami kelangkaan minyak goreng di tengah pasokan yang berlimpah.
Mayoritas kelapa sawit Indonesia terutama berasal dari Pulau Kalimantan dan Sumatera. Pada 2021, Riau mampu memproduksi kelapa sawit sebanyak 8,6 juta ton, berkontribusi 18,7% dari total produksi kelapa sawit nasional. Selanjutnya adalah Kalimantan Tengah dengan kontribusi 18,6%.
Riau juga tercatat sebagai provinsi dengan jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit terbanyak, yaitu 183 unit. Jumlah tersebut mencakup 22,1% dari total pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di Indonesia, yakni 827 unit.
Data Kementerian Perindustrian mengungkapkan, dari 10 provinsi penghasil sawit terbesar, yang memiliki jumlah pabrik pengolahannya paling sedikit adalah Kalimantan Selatan. Jumlahnya hanya 29 unit.
Jika ditengok dari sisi produktivitas, wilayah penghasil sawit yang besar bukan berarti paling produktif. Sumatera Utara misalnya. Provinsi tersebut merupakan penghasil sawit terbesar ketiga secara nasional. Namun tingkat produktivitasnya jika dihitung berdasarkan rasio antara produksi dengan luasan lahan, kemampuannya paling buncit.
Dalam kurun tiga tahun, rata-rata produksi lahan sawit di Sumatera Utara hanya 2,4 ribu ton per hektare setiap tahun. Produktivitas tertinggi dari kelompok provinsi penghasil sawit terbesar di Indonesia adalah Bengkulu, dengan kemampuan produksi 4,2 ribu ton.
Kemampuan Bengkulu berada di atas rata-rata nasional yang 3,2 ribu ton per hektare setiap tahun. Kalimantan Tengah, Selatan, Barat serta Riau berada dalam barisan Bengkulu sebagai provinsi dengan tingkat produktivitas tertinggi. Sementara kemampuan produksi Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Barat, Selatan, Utara dan Jambi berada di level nasional.