JAKARTA – Provinsi Papua Barat yang awalnya bernama Provinsi Irian Jaya Barat merupakan pemekaran dari Papua -dulu bernama Irian Jaya. Luas wilayah Papua Barat hanya sekitar sepertiga dari Papua yang mencapai 316.533 kilometer persegi.
Namun secara geografi, Papua dan Papua Barat memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda. Terdapat beberapa wilayah di Papua dan Papua Barat yang terpisah lautan, seperti Kepulauan Yapen, Biak dan Raja Ampat. Kondisi ini menjadi tantangan utama dalam pembangunan di Papua.
Untuk demografi, mengacu pada Sensus 2020 yang dikeluarkan BPS, jumlah penduduk Papua ada 4,3 juta jiwa, hampir empat kali lipat dari jumlah penduduk Papua Barat yang 1,1 juta jiwa. Dua provinsi ini ditopang oleh penduduk berusia produktif yang di Papua porsinya 69,7% dari total penduduk dan di Papua Barat mencapai 70,3%. Jenis kelamin laki-laki dominan di dua provinsi tersebut.
Dari sisi kualitas sumber daya manusia seperti ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Papua Barat lebih unggul dengan pencapaian IPM 65,3 pada 2021. Sedangkan Papua hanya 60,6.
Begitu pun dari sisi pendidikan. Harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah di Papua Barat mencapai 13,1 tahun dan 7,7 tahun pada 2021, berbanding dengan 11,1 tahun dan 6,8 tahun untuk Papua. Umur harapan hidup masyarakat Papua Barat juga sedikit lebih panjang, yakni 66,1 tahun, berbanding dengan 65,9 tahun di Papua.
Bahkan minat investor terhadap dua provinsi tersebut pun tak sama. Para penanam modal lebih memilih Papua ketimbang Papua Barat, walaupun sumber daya manusianya lebih unggul. Pada 2021 misalnya, Kementerian Investasi mencatat dari US$1,5 miliar penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke wilayah Papua, hanya 2,1% yang ditujukan untuk Provinsi Papua Barat. Jumlah proyek yang masuk hanya 52 dari 147 proyek yang dilaksanakan. Selebihnya diinvestasikan di Provinsi Papua.
Tak terkecuali dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Porsi untuk Papua Barat masih lebih rendah dari Papua. Dari Rp1,5 triliun, hanya 41,1% PMDN yang dialokasikan untuk Papua Barat, sementara 58,9% diinvestasikan di Papua.