Jungkat-jungkit Ketahanan Pangan

Ringkasan Eksekutif

  • Bank Dunia mencatat indeks harga pertanian pada 29 Juli 2022 telah naik 19% dibandingkan Januari 2021. Di antara kontributor terbesarnya adalah harga gandum yang tumbuh 22%. Sedangkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), pada Maret 2022, indeks harga pangan dunia mencapai titik tertinggi dalam 32 tahun terakhir.
  • Ketahanan pangan Indonesia berada di urutan 13 dari 23 negara di kawasan Asia Pasifik atau urutan ke-69 dari 113 negara. Posisi Indonesia berada di bawah Singapura, China, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Dari empat indikator yang diukur, Indonesia penurunan terbesar pada ketersediaan bahan pangan yang pada 2021 menurun 4,1% dari tahun sebelumnya. Untuk indikator ini, Indonesia antara lain berada di bawah Malaysia, Nepal dan India.
  • Bagi masyarakat Indonesia, beras masih menjadi komoditas yang paling banyak dikonsumsi. Mengacu pada hasil survei biaya hidup yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018 tahun terakhir publikasi- nilai konsumsinya sekitar Rp416 triliun atau 3,3% dari total konsumsi dasar masyarakat. Porsi tersebut sangat besar, mengingat komoditas yang disurvei ada sekitar 473 sampel.
  • Indonesia merupakan negara yang terajut dari sekitar 17 ribu pulau dan 37 provinsi. Kemampuan produksi kebutuhan pangan strategis tidak merata, sehingga ada wilayah yang surplus dan banyak pula yang defisit. Contohnya komoditas beras. Dari sisi volume, Jawa Tengah tercatat sebagai provinsi dengan surplus terbesar, yaitu 3,0 juta ton pada 2021. Jumlah tersebut setara dengan 123,8% dari perkiraan kebutuhan konsumsi masyarakat di wilayah tersebut.
  • Ayam ras juga termasuk komoditas yang banyak dikonsumsi, baik daging maupun telurnya. Untuk dua jenis pangan tersebut, nilai konsumsinya per tahun sekitar Rp258 triliun, dengan rincian Rp171 triliun untuk daging ayam ras dan Rp87 triliun telur ayam ras. Secara gabungan, kontribusinya terhadap konsumsi dasar masyarakat Indonesia mencapai 2,1%.
  • Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat termasuk lumbung pangan strategis, terutama untuk komoditas beras. Menurut data BPS 2021, surplus beras Jawa Timur mencapai 2,7 juta ton, Jawa Tengah 3,0 juta ton dan Jawa Barat 1,4 juta ton. Tragisnya, masih ada warga yang pernah tidak makan dalam sehari penuh di wilayah tersebut. Bahkan di DKI Jakarta, ibu kota negara.
  • Ketika awal krisis akibat pandemi Covid-19, harga makanan sempat mengalami deflasi atau penurunan sebesar 0,7%. Namun sejak Februari tahun ini, laju kenaikan harganya atau inflasi terus bergerak positif hingga akhirnya, pada Juli mencapai posisi tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
  • Kabupaten Bungo di Provinsi Jambi menjadi wilayah dengan inflasi harga makanan tertinggi di Indonesia, yaitu 22,9% pada Juli 2022. Bersama dengan Bungo, sedikitnya ada lima daerah di Pulau Sumatera yang mengalami inflasi makanan di atas rata-rata nasional: Kota Jambi, Kota Pekanbaru, Kota Buktittinggi, Kota Padang, dan Kota Metro.

Download White Paper

10 Daerah dengan Potensi Konsumsi Tertinggi

Artikel sebelumnya

Cekaknya Pos Belanja Modal Daerah

Artikel selanjutnya

Baca Juga