Ironi Tenaga Kerja Berlebih

Ringkasan Eksekutif

  • Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2022 turun menjadi 5,8%, lebih rendah dibandingkan Februari 2021 Meski demikian, kondisi ketenagakerjaan nasional belum dapat dikatakan sepenuhnya pulih mengingat sebelum pandemi masih lebih rendah. Apalagi, sejak 2015 trennya terus membaik. Trennya berbalik seiring datangnya pandemi Covid-19.
  • Berdasarkan sebarannya, Banten menjadi provinsi dengan tenaga kerja yang tidak terserap tertinggi di Indonesia tercermin dari TPT sebesar 8,5%, jauh di atas rata-rata nasional. Kemudian disusul oleh Jawa Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur.
  • Berdasarkan kelompok pendidikan, tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia dialami oleh para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau yang dikenal juga dengan sekolah vokasi. Tingkat pengangguran dari lulusan sekolah tersebut mencapai 11,1% dari total pengangguran terbuka pada Februari 2022. Padahal, pendidikan vokasi ini merupakan tumpuan utama untuk mengurangi beban pengangguran Indonesia.
  • Sektor industri pengolahan dan perdagangan merupakan dua sektor yang menyerap tenaga kerja berpendidikan SMK terbanyak dibandingkan sektor lainnya, masing-masing sebesar 22,5% dan 26,5% pada tahun 2021. Oleh karena itu, pelatihan vokasi untuk kompetensi kerja yang diinginkan, sebagaimana yang tercantum dalam Perpres, dapat lebih diarahkan kepada dua sektor tersebut.
  • Mulai tahun ini, pemerintah melibatkan Kadin atau dunia usaha agar mendukung ketersediaan pendidik dan infrastruktur yang memenuhi standar kompetensi kerja. Selain itu, penyelarasan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi dilaksanakan bersama kementerian lembaga dan Kadin.

Download White Paper

Ketika Modal Asing Pulang Kampung

Artikel sebelumnya

Gairah Transisi Energi

Artikel selanjutnya

Baca Juga